Tugas 2
Kebijakan
Pemerintah Menangani Kepadatan Penduduk
kebijakan dan usaha pemerintah dalam menanggulangi kepadatan
penduduk yaitu:
1. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi masalah jumlah penduduk,yaitu:
a). Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, dengan cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan, mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis anggapan yang salah tentang anak. Meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
b). Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah.
c). Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
1. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi masalah jumlah penduduk,yaitu:
a). Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, dengan cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan, mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis anggapan yang salah tentang anak. Meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
b). Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah.
c). Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.
2. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju
pertumbuhan penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini:
a). Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana.
b). Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c). Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9 tahun.
a). Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana.
b). Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c). Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9 tahun.
Pengaruh budaya terhadap
kepribadian
Budaya
merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai
peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam
masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat
tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan
oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan
ideology yang mereka anut.
Tentu saja
pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya
berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat
ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di
negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis,
seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah
menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi
multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak
factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi
sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan
besar dalam memicu konflik.
Teori Kebudayaan
Secara umum
kebudayaan banyak diartikan sebagai hasil karya manusia yang lahir dari cipta,
rasa dan karsa. Berikut ada empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
- Memandang
kebudayaan sebagai kata benda: Dalam arti lewat produk budaya kita
mendenifisikan dan mengelola kebudayaan itu. Teori produk budaya ini juga
penting karena semua hasil budaya yang ada di muka bumi merupakan produk
budaya kolektif manusia. Identitas budaya dapat dilihat dari pendekatan
ini.
- Memandang
kebudayaan sebagai kata kerja: Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh Van
Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami, karena akan mampu
menjelaskan kepada kita bagaimana proses-proses budaya itu terjadi di
tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya yang kita pahami lewat
pendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan adanya proses-proses
budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada tiga terminal proses
budaya. Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa, atau kuasa mitos
mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan hadirnya
kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang
hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan budaya kita.
- Memandang
kebudayaan sebagai kata sifat: Ini untuk membedakan mana kehidupan yang
berbudaya dan tidak berbudaya, membedakan antara kehidupan manusia yang
berbudaya dan makhluk lain seperti hewan dan benda-benda yang tidak
memiliki potensi budaya. Dalam memandang kebudayaan sebagai kata sifat
maka unsur nilai-nilai menjadi sangat penting. Kebudayaan dikonstruksi
sebagai konfigurasi nilai-nilai atau sebagai kompeksitas nilai-nilai yang
kemudian beroperasi pada berbagai-bagai level kehidupan. Konfigurasi nilai
yang dimiliki berbagai komunitas budaya yang berbeda kemudian melahirkan
konstruksi budaya yang berbeda-beda pada komunitas budaya itu.
- Memandang
kabudayaan sebagai kata keadaan: Kondisi-kondisi budaya tertentu menjadi
menentukan wajah kebudayaan.
Ragam dan Unsur-Unsur Budaya
Setiap
kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja
berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu
masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun
masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur
dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.
Kebudayaan setiap bangsa
atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang
merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan. Misal dalam
kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya seperti
Majelis Permusyawaratan Rakyat di samping adanya unsur-unsur kecil, seperti
sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.
Marville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
- alat-alat
teknologi,
- sistem
ekonomi,
- keluarga,
dan
- kekuasaan
polotik.
Sementara Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang
pelopor teori fungsional dalam anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok
kebudayaan sebagai berikut:
- system
norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam
upaya menguasai alam sekelilingnya,
- organisasi
ekonomi
- alat-alat
dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga
merupakan pendidikan yang utama, dan
- organisasi
kekuatan.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan
yang dianggap sebagai cultural
universals, yaitu:
- Peralatan
dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
- Mata
pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system
produksi, system distribusi dan sebagainya).
- Sistem
kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system hokum,
system perkawinan).
- Bahasa
(lisan maupun tertulis).
- Kesenian
(seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
- Sistem
pengetahuan dan pendidikan.
- Religi
(system kepercayaan).
Cultural-universals tersebut di muka, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang
lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai
contoh,cultural universals pencaharian
hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian,
peternakan, system produksi, system distribusi, dan lain-lain. Kesenian
misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara,
dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan
tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex. Misalnya,
kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, system mengolah tanah
dengan bajak system hak milik atas tanah dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan
dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi, umpamanya
hewan-hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan seterusnya.
Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk traits, adalah items.
Kebudayaan, selain
memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat. Sifat hakikat
kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun juga, walaupun
kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Sifat hakikat
kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut:
- Kebudayaan
terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
- Kebudayaan
telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
- Kebudayaan
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
- Kebudayaan
mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban,
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang
dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan adalah
gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.
Gerak manusia terjadi oleh sebab hubungan-hubungan yang terjadi antar terjadi
kelompok masyarakat. Kebudayaan suatu kelompok manusia jika dihadapkan pada
unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda, lambat laun akan diterima dan
diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
manusia itu sendiri. Proses itu dinamakan akulturasi. Dalam proses akulturasi
ada unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima seperti: unsur kebendaan (
alat tulis menulis ), unsur-unsur yang membawa manfaat besar untuk mass media (
radio transistor ) dan unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat
yang menerima unsur-unsur tersebut ( penggiling padi yang dengan biaya murah
serta pengetahuan teknis yang sederhana. Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang
sulit diterima misalnya: unsur yang menyangkut kepercayaan ( ideologi, falsafah
hidup ) dan unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosiologi
(contoh : nasi ). Pada umumnya generasi muda adalah individu yang dapat dengan
cepat menerina unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses
akulturasi. Sebaliknya generasi tua, lebih sukar. Hal ini disebabkan karena
pada generasi tua, norma-norma yang tradisional sudah internalized (mendarah daging,
menjiwai) sehingga sukar untuk mengubahnya.
Definisi Kepribadian
Sejak dahulu para ahli
biologi yang mempelajari perilaku dan membuat pelukisan tentang sistem
organisme dari suatu spesies mulai dari prilaku mencari makan, menghindari
ancaman bahaya, menyerang musuh, beristirahat, mencari pasangan, kawin dan
lain-lain. Berbeda dengan organism hewan, organisme manusia juga dipelajari
oleh para ahli sampai pada hal yang terkecil. Namun hal itu tidak dapat
menentukan pola tingkah lakunya.
Pola-pola tingkah laku
tersebut hampir semua tidak sama bahkan bagi semua jenis ras yang ada di bumi.
Hal tersebut tidak dapat diseragamkan karena seorang manusia yang disebut homo
sapiens bukan saja ditentukan oleh sistem organik biologinya saja, namun
dipengaruhi juga oleh akal dan jiwa sehingga timbul variasi pola tingkah laku
tersebut. Melihat hal tersebut, maka para ahli lebih fokus kepada pola tindakan
manusia. Dengan pola tingkah laku yang lebih khusus yang ditentukan oleh
nalurinya, dorongan-dorongan, dan refleksnya. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa
yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu disebut “
Kepribadian “. Dalam bahasa populer istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri
watak yang konsisten, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang
khas berbeda dengan individu yang lain. Konsep kepribadian yang lebih spesifik
belum bisa di definisikan sampai sekarang karena luasnya cakupan dan sulit
untuk dirumuskan dalam satu definisi sehingga cukup kiranya untuk kita memakai
arti yang lebih kasar sampai didapatkan definisi yang sebenarnya dari para ahli
psikologi.
Unsur – Unsur dan Aneka
Warna Kepribadian
Pengetahuan, unsur-unsur
yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar, terkandung di dalam otaknya
secara sadar. Manusia memiliki panca indra yang sebagai alat penerima dari
setiap kondisi dan situasi di alam sekitarnya yang mengalami proses fisik,
fisiologi, psikologi sehingga getaran dan tekanan dari alat penerima tersebut
nantinya diproyeksikan atau dipancarkan kembali oleh individu tersebut berupa
gambaran lingkungan sekitar yang dalam ilmu antropologi disebut “ Persepsi “.
Penggambaran tersebut dapat menjadi bayangan dimana individu tersebut berfokus.
Penggambaran tentang
situasi dan kondisi lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang menarik dan
mendapat perhatian lebih akan diolah oleh akal dan dihubungkan dengan
penggambaran yang sejenis dan diproyeksikan oleh akal dan muncul kembali
menjadi kenangan. Pengambaran baru dengan pengertian baru dalam psikologi
disebut “ apersepsi”. Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang
terjadi karena pemusatan yang lebih intensif dalam psikologi disebut
“pengamatan”. Seseorang dapat menggabungkan dan membandingkan bagian-bagian
dari suatu penggambaran yang sejenis secara konsisten dan azas tertentu. Dengan
kemampuan proses akal tersebut membentuk penggambaran baru yang abstrak yang
tidak mirip dengan berbagai macam bahan konkret dari penggambaran yang baru
tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu sosial disebut “konsep”. Cara pengamatan
yang secara sengaja dibesar-besarkan atau ditambahi atau di kurangi pada bagian
tertentu sehingga membentuk penggambaran yang sangat baru yang secara nyata
sebenarnya tidak pernah ada dan terkesan tidak realistik disebut “fantasi“.
Keinginan yang semakin menggebu-gebu untuk mendapatkan sesuatu yang telah di
gambarkan terlebih dahulu akan menimbulkan suatu perasaan yang aneh dan tekanan
jiwa. Seluruh penggambaran, apersepsi, persepsi, pengamatan, konsep, dan
fantasi merupakan unsur pengetahuan yang secara sengaja dimiliki seorang
individu. Namun semua itu bisa hilang dari akalnya yang sadar yang disebabkan
oleh berbagai hal yang sampai saat ini masih dipelajari oleh ahli psikologi.
Unsur pengetahuan tersebut bukannya hilang atau lenyap namun terdesak ke bagian
jiwanya yang dalam ilmu psikologi disebut “alam bawah sadar”.
Di alam bawah sadar
tersebut, pengetahuan seseorang tercampur, terpecah-pecah menjadi bagian yang
tercampur aduk tidak teratur. Ini dikarenakan akal sadar seseorang tidak mau
menyusunnya dengan rapi sehingga adalakanya muncul sacara tiba-tiba secara utuh
atau terpotong bercampur dengan pengetahuan yang berbeda. Adakalanya
pengetahuan seseorang secara sengaja atau karena berbagai sebab terdesak ke
dalam bagian jiwa yang lebih dalam yang oleh ilmu psikologi disebut “alam tak
sadar”. Proses yang terjadi dalam alam bawah sadar banyak dipelajari oleh ahli
psikologi dan dikembangkan oleh S. Freud dalam ilmu psikoanalisa. Selain
pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.
“Perasaan” adalah suatu
keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai
keadaan yang positif atau negative. Suatu perasaan yang bersifat subjektif
karena adanya unsur penilaian tadi biasanya menimbulkan “kehendak” dalam kesadaran
seseorang. Perasaan atau keinginan yang berdebar-debar tersebut disebut
“emosi”. Kesadaran manusia juga mengandung berbagai perasaan yang di pengaruhi
oleh organismenya khususnya gen sebagai naluri yang disebut “dorongan”.
Sedikitnya ada 7 dorongan naluri yaitu:
- Dorongan
untuk mempertahankan hidup
- Dorongan
seks
- Dorongan
mencari makan
- Dorongan
untuk bergail / berinteraksi dengan sesama
- Dorongan
untuk menirukan tingkah laku sesamanya
- Dorongan
untuk berbakti
- Dorongan
untuk keindahan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kepribadian seseorang
dibentuk oleh pengetahuan yang dimilikinya dari penggambaran dunia sekitarnya
serta fantasi mengenai berbagai macam hal, juga ada materi yang menjadi objek
dan sasaran unsur kepribadian secara sistematis.
Ada 3 hal yang merupakan
isi keribadian yang pokok yaitu:
- Beragam
kebutuhan organik diri sendiri, kebutuhan dan dorongan psikologi diri
sendiri, serta dorongan organik maupun psikologi sesama manusia selain
diri sendiri.
- Beragam
hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri
sendiri dari aspek fisik, psikologi, yang menyangkut kesadaran
individu.
- Beragam
cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan atau menggunakan
beragam kebutuhan sehingga tercapai rasa kepuasan dalam memenuhi kebutuhan
tersebut.
Aneka ragam kepribadian individu dan Kebudayaan
Adanya beragam struktur
kepribadian manusia disebabkan adanya beragam isi dan sasaran dari pengetahuan,
perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan
antar berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu. Mempelajari materi
dari setiap unsur kepribadian merupakan tugas psikologi yang berupa kebiasaan /
habit atau berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian.
- Kebiasaan
( Habit
- Adat
istiadat (custom)
- Sistem
social (social system)
- Kepribadian
individu (individual personality)
- Kepribadian
umum (modal personality)
- Kebiasaan,
adat dan kepribadian
Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan
seorang individu berbeda dengan individu yang lain, dan juga sifat serta
intensitas kaitan antara beragam bentuk pengetahuan maka setiap manusia
memiliki kepribadian yang khas. Dari berbagai jenis kepribadian tersebut telah
diringkas menjadi berbagai type dan sub type yang merupakan tugas psikologi.
Walaupun begitu, antropologi dan ilmu sosial lainnya juga memperhatikan masalah
kepribadian ini walaupun hanya memperdalam atau memahami adat istiadat dan
sistem sosial lainya. Ini dikarenakan ada hubungan yang sangat jelas antara
kepribadian individu atau kelompok dengan adat dan kebudayaan suatu daerah.
Dimana kebudayaan itu mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seorang
individu.
Berbicara
mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau
abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku
manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan
latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Kepribadian
mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas dimiliki
seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.
Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis,
dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut
mempengaruhi suatu individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh
kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang
secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus
yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
- Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang
saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu
masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak
sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh
adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat
melamar mempelai di Lampung.
- Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life).
Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak
yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan
diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu.
Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap
percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of
value).
- Kebudayaan
khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan
sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu
pula.
- Kebudayaan
khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam
membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di
dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di
kalangan umatnya.
- Kebudayaan
berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar
pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda
dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada
suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan
istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam
bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya,
istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat
dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta
sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian
berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang
juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industridan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah
dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur
politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom,
dan masyarakatnegara.
Kata society berasal dari bahasa latin,
societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas
diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat
dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap
anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan
bersama.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang proses terbenruknya
masyarakat sekaligus problem-problem yang ada sebagai proses-proses yang sedang
berjalan atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut
sangat perlu untuk menganalisa proses terbentuk dan tergesernya masyarakat dan
kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut
dinamik sosial (social dynamic). Konsep-konsep penting tersebut antara
lain :
·
Internalisasi
(internalization)
·
Sosialisasi
(socialization)
·
Enkulturasi
(enculturation).
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat